Museum Surabaya, Jawa Timur
Kota Surabaya adalah kota yang dijuluki sebagai kota pahlawan. Di kota ini banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting bersejarah di masa lampau. Salah satunya adalah peristiwa pertempuran arek-arek suroboyo melawan bangsa kolonial belanda. Banyak tokoh bersejarah yang aktifitasnya membela NKRI, yang terkenal salah satunya adalah Bung Tomo.
Jika berbicara mengenai sejarah, tentulah tidak lepas dari kata museum. Sebuah tempat dimana terdapat banyak sekali benda-benda bersejarah maupun cerita-cerita historis masa lampau yang dapat memberikan pengetahuan seputar sejarah bagi masyarakat. Ada berbagai jenis museum di Indonesia, salah satunya yang menarik untuk ditelusuri yaitu museum sejarah.
Di Surabaya terdapat banyak museum bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah museum Surabaya yang terletak di ex-gedung siola di sudut jalan tunjungan. Museum yang diresmikan pada tahun 2015 ini telah menarik banyak minat masyarakat untuk mengunjungi tempat tersebut. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa tertarik untuk melihat koleksi-koleksi yang ada di museum.
Museum Surabaya ini bisa menjadi destinasi wisata baru di Surabaya. Cukup banyak koleksi benda-benda bersejarah di museum ini. Museum yang juga menjadi kantor beberapa instansi pemrintahan ini di bagian luar terdapat taman yang disertai air mancur. Sebelum Anda memasuki area museum, Anda akan disambut dengan dua meriam kuno dan lokomotif berwarna hitam.
Di awal memasuki area museum, Anda akan disuguhkan beberapa transportasi jaman dahulu, seperti angguna, bemo dan becak. Transportasi yang dikategorikan sebagai kendaraan kuno ini dapat mengingatkan pengunjung yang pernah menaiki alat transportasi tersebut. Dimana jaman sekarang ini orang-orang cenderung banyak yang memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum.
Di ruang selanjutnya terdapat arsip-arsip kuno peninggalan instansi pemerintahan jaman dulu seperti buku catatan pernikahan, buku catatan kelahiran, dan buku catatan pemakaman. Serta masih banyak lagi arsip-arsip lain yang disimpan rapi di etalase kaca. Buku-buku kuno tersebut kebanyakan masih dalam bentuk tulisan tangan yang indah dengan menggunakan bahasa Belanda. Kumpulan tropi penghargaan yang pernah diraih kota Surabaya juga diperlihatkan disini. Beserta cinderamata dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara.
Setelah melihat arsip-arsip pemerintah kota beserta berbagai penghargaan yang diperolehnya, di ruang selanjutnya terdapat benda-benda kuno seperti piano klasik, satu set meja dan kursi kayu serta almari-almari kuno.
Meskipun koleksi benda-benda bersejarah di museum Surabaya ini tidak begitu lengkap, namun tempat ini mampu memberikan edukasi dan menambah wawasan bagi pengunjung. Diharapkan kedepannya museum ini bisa terus melakukan pengembangan perbaikan baik dari koleksi maupun layout tempat.
Lokasi Museum Surabaya ini terbilang sangat strategis dan di kelilingi oleh bangunan cagar budaya cantik di sekitarnya. Apalagi di tambah dengan adanya Jembatan gantung Surabaya yang berdiri kokoh dan indah dengan daun-daun yang mengantung di atasnya. jadi, dengan satu lokasi ini anda bisa berkunjung ke 3 lokasi lain, yaitu Museum Surabaya, jembatan gantung surabaya dan kawasan jalan tunjungan yang saat ini telah menjadi ikon heritage Kota Surabaya.
Jakarta | Wikipedia audio article
This is an audio version of the Wikipedia Article:
00:02:43 1 History
00:02:51 1.1 Names and etymology
00:04:30 1.2 Pre-colonial era
00:07:21 1.3 Colonial era
00:09:47 1.4 Independence era
00:13:17 2 Administration
00:13:27 2.1 Government and politics
00:14:43 2.2 Municipal finances
00:15:45 2.3 Administrative divisions
00:18:37 3 Geography
00:19:23 3.1 Topography
00:22:18 3.2 Climate
00:23:10 3.3 Parks and lakes
00:27:12 4 Demography
00:27:21 4.1 Population
00:29:09 4.2 Ethnicity and language
00:32:20 4.3 Religion
00:33:34 5 Culture
00:33:53 5.1 Arts and festivals
00:36:50 5.2 Cuisine
00:39:28 5.3 Museums
00:41:15 5.4 Media
00:43:27 6 Economy
00:47:22 6.1 Shopping
00:49:05 6.2 Tourism
00:52:19 7 Infrastructure
00:52:28 7.1 Water supply
00:54:39 7.2 Healthcare
00:56:02 8 Transport
00:57:51 8.1 Road
01:01:30 8.2 Rail
01:03:58 8.3 Air
01:04:47 8.4 Water transport
01:05:50 9 Cityscape
01:05:59 9.1 Architecture
01:09:25 9.2 Landmarks
01:11:02 10 Sports
01:14:26 11 Education
01:16:21 12 International relations
01:16:51 12.1 Sister cities
01:17:53 13 See also
Listening is a more natural way of learning, when compared to reading. Written language only began at around 3200 BC, but spoken language has existed long ago.
Learning by listening is a great way to:
- increases imagination and understanding
- improves your listening skills
- improves your own spoken accent
- learn while on the move
- reduce eye strain
Now learn the vast amount of general knowledge available on Wikipedia through audio (audio article). You could even learn subconsciously by playing the audio while you are sleeping! If you are planning to listen a lot, you could try using a bone conduction headphone, or a standard speaker instead of an earphone.
Listen on Google Assistant through Extra Audio:
Other Wikipedia audio articles at:
Upload your own Wikipedia articles through:
Speaking Rate: 0.9357373929223909
Voice name: en-GB-Wavenet-B
I cannot teach anybody anything, I can only make them think.
- Socrates
SUMMARY
=======
Jakarta (; Indonesian pronunciation: [dʒaˈkarta]), officially the Special Capital Region of Jakarta (Indonesian: Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta), is the capital and largest city of Indonesia.
It is located on the northwest coast of the world's most populous island, Java. it is the centre of economics, culture and politics of Indonesia. It hosted a population of 10,075,310 as of 2014. The Greater Jakarta metropolitan area has an area of 6,392 square kilometers, which is known as Jabodetabek (an acronym of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi). It is the world's second largest urban agglomeration (after Tokyo) with a population of 30,214,303 as of 2010. Jakarta is predicted to reach 35.6 million people by 2030 to become the world's biggest megacity. Jakarta's business opportunities, as well as its potential to offer a higher standard of living, attract migrants from across the Indonesian archipelago, combining many communities and cultures.Established in the 4th century as Sunda Kelapa, the city became an important trading port for the Sunda Kingdom. It was the de facto capital of the Dutch East Indies, when it was known as Batavia. Jakarta is officially a province with special capital region status, but is commonly referred to as a city. The Jakarta provincial government consists of five administrative cities and one administrative regency. Jakarta is nicknamed the Big Durian, the thorny strongly-odored fruit native to the region, as the city is seen as the Indonesian equivalent of New York (Big Apple).Jakarta is an alpha world city and is the seat of the ASEAN secretariat, making it an important city for international diplomacy. Important financial institutions such as Bank of Indonesia, Indonesia Stock Exchange, and corporate headquarters of numerous Indonesian companies and multinational corporations are located in the city. As of 2017, the city is home for six Forbes Global 2000, two Fortune 500 and four Unicorn companies . In 2017, the city's GRP PPP was estimated at US$483.4 billion. Jakarta has grown more rapidly than Kuala Lumpur, Bangkok and Beijing.Jakarta's major challenges include rapid urban growth, ecological breakdown, gridlock traffic and congestion, poverty and inequality and flooding. Jakarta is sinking up to 17 cm (6.7 inches) per year, which, coupled with the rising of sea level, has made the city more prone to flooding.