KISAH KONSERVASI DE DRIEKLEUR Bandung
DE DRIEKLEUR, Bandung
2014 Honourable Mention
Arsitek konservasi: Budi Lim Architects
Stories of Indonesian recipients of The UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation.
-----------
Video ini merupakan pendamping materi
Pameran Lima Karya di Indonesia Pemenang UNESCO Asia-Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation
KISAH KONSERVASI
15 November 2014 - 11 Januari 2015
Kurator: Ardi Yunanto, Farid Rakun, Robin Hartanto
Gedoeng Jasindo
Jl. Cengkeh No. 1
Kota Tua, Jakarta Barat
SUTRADARA
Ary Sendy
PENGARAH FOTOGRAFI
Jimged
ASISTEN KAMERA
Nissal Nur Afryansah
PENATA SUARA
Fahmy Rossy Abdillah
PENYUNTING GAMBAR
Malay
BTPN - Kembalinya bangunan Art Deco De Driekleur (Documentary)
Client : BTPN
Production House : Inhousekreasi
Producer : Rifa
Director : Dea Yazidhan
Kameraman : Jatie, Aboot Gibran, Berry Febrian
Soundman : Budi Setiawan
Editor : Sigit Mahardika
Bangunan Antik, Toko Jamu Djati Walujo Berusia 101 Tahun di Cimahi
Video dan artikel lainnya klik link berikut:
Sebuah bangunan bercat hijau dengan tulisan diatas pintunya Jamu Djati Walujo yang berlokasi di Jalan H Ali, Kota Cimahi, nampak berdiri kokoh.
Dari pantauan Tribun Jabar di lokasi, cat bangunan sudah terlihat kusam.
Bangunan ini terdapat dua pintu, satu untuk berjualan jamu dan sebelahnya diperuntukan penyewaan busana gaun.
Bangunan ini terlihat mencolok dari bangunan lainnya karena desain arsitekturnya mencirikan peninggalan masa silam.
Ternyata memang benar, bangunan tua itu sudah digunakan untuk berjualan jamu sejak lama.
Toko ini tepat di sebelah toko penjual ikan hias.
• Pembangunan Museum Wakare Diawali dengan Doa yang Dipimpin oleh Sesepuh Dusun Wates
Saat Tribun Jabar mencari informasi tersebut, terlihat sosok wanita tua yang mengenakan kerudung sedang berada didalam toko jamu tersebut.
Saat dimintai keterangan dirinya pun tak tahu lantaran ia mengaku hanya sebatas karyawan.
Toko Jamu Djati Walujo Jalan H Ali, Kota Cimahi berdiri sejak 1918.
Toko Jamu Djati Walujo Jalan H Ali, Kota Cimahi berdiri sejak 1918. (Tribun Jabar/Syarif Pulloh Anwari)
Nampak berjejer rempah-rempah dan tanaman herbal dalam kemasan plastik yang dijejerkan rapi di dalam sebuah etalase.
Ketua Tjimahi Heritage, Machmud Mubarok, mengatakan bahwa berdasarkan pendataan, Toko Jamu Djati Walujo ini sudah ada sejak tahun 1918.
Toko Jamu Djati Walujo sudah ada sekitar tahun 1918, pendirinya Liem A Mooy, pengelola dan pemililk pertama dari toko jamu ini, ujar Ketua Tjimahi Heritage, Machmud Mubarok kepada Tribun Jabar, Selasa (23/7/2019).
Menurut pria yang akrab disapa Mac ini, keberadaan Toko Jamu Djati Walujo sudah terkenal di mata masyarakat Kota Cimahi.
Yang saya tahu memang legendaris Jamu Djati Walujo ini sudah lama, kalau orang tua pasti membeli jamu pasti ke Jamu Djati Walujo sudah terkenal dari dulu, ujarnya.
Terkait resep jamu, menurut Machmud, Toko Jamu Djati Walujo ini menawarkan resep jamu Keraton Solo berbahan dasar rempah-rempah.
• Pernah Lewat Bangunan Tua Gereja Santo Albanus di Bandung? Begini Kata Pengelolanya
Toko Jamu Djati Walujo Jalan H Ali, Kota Cimahi berdiri sejak 1918.
Toko Jamu Djati Walujo Jalan H Ali, Kota Cimahi berdiri sejak 1918. (Tribun Jabar/Syarif Pulloh Anwari)
Bangunan yang sudah berumur satu abad ini memiliki gaya arsitektur Tionghoa, terlihat dari pintu depan bangunan yang agak tinggi, dua jendela di sisi kanan kiri, ventilasi di atasnya, serta terdapat besi di jendela khas pecinan.
Perpaduan Cina khas Tionghoa, ada unsur Tionghoa dan berbauran dengan lokal, kalau melihat pecinan di Pasar Atas Cimahi hampir sama dengan toko jamu ini, ujarnya.
• JADWAL Liga 1 PERSIB Bandung VS BALI United, 3 Pemain Akan Jadi Korban
• VIDEO Sigra Tabrak Tukang Parkir, Penjual Cuanki & Terguling Dekat Simpang Lima
• VIDEO Nikmatnya Minum Aneka Kopi Kekinian Ditaburi Caramel Crisp di Kedai Kopi Wolu
• VIDEO Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa Lantik 998 Perwira Lulusan Diktupa TNI AD 2019 di Bandung
Toko Jamu Djati Walujo kini dikelola generasi keempat yang diteruskan oleh anak-anaknya.
Menurut Machmud, meskipun toko jamu yang sudah berumur 101 tahun ini, ternyata masih belum masuk kategori bangunan cagar budaya.
Ia juga mengatakan bahwa hampir semua bangunan tua di Kota Cimahi belum masuk ke sistem registrasi cagar budaya nasional.
Jadi selama ini baru tahap verifikasi belum ada yang ditetapkan dari Wali Kota Cimahi belum ada surat ditetapkan dari nasional pun, di Kemendikbud ada satu bidang yang menangani soal cagar budaya belum ada penetapan cagar budaya, katanya.
• Jamblang Jadi Kawasan Wisata Bangunan Tua, Bisa Jadi Destinasi Wisata Seperti Kota Tua Jakarta
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Yuk Tengok Bangunan Antik, Toko Jamu Djati Walujo Berusia 101 Tahun di Cimahi,
Penulis: Syarif Pulloh Anwari
Editor: Theofilus Richard
Video Production: Wahyudi Utomo
[City Mayor] Save Bandung's Heritage
Video ini berawal dari sebuah mimpi buruk seorang mojang Bandung di mana jumlah produk-produk globalisasi semakin meningkat. Hal ini dapat mengakibatkan banyak budaya serta warisan kota Bandung yang mulai tersingkirkan. Hal ini mengakibatkan generasi muda sudah mulai tidak peduli terhadap budaya dan warisan kota Bandung.
Melihat kenyataan ini, si mojang Bandung memiliki ide untuk menjaga kelestarian budaya dan warisan kota Bandung. Ide tersebut berupa sebuah festival yang akan diadakan di depan Gedung Sate Bandung dengan panitia orang Bandung dan dengan target market orang Bandung serta orang di luar Bandung. Acara ini akan diselenggarakan setiap tanggal 25 September, bertepatan dengan hari lahir kota Bandung setiap setahun sekali.
Acara ini diharapkan agar budaya serta warisan kota Bandung dapat terjaga. Selain itu, akan semakin banyak wisatawanyang datang berkunjung ke kota Bandung. Dengan demikian, maka akan ada peluang besar bagi pengusaha lokal untuk berkembang dan akan berpengaruh positif terhadap pendapatan per kapita masyarakat serta mampu mengurangi pengangguran di kota Bandung.
Stiker Kota 201208
Peluncuran buku Stiker Kota karya Ardi Yunanto, Ugeng T Moetidjo, Ade Darmawan, Mirwan Andan di Galeri Ruang Rupa, Jakarta,. 20 Desember 2008